18 Agustus 2008

Belum ada judul


Kemarin malam saya nonton Konser kemerdekaan di TV, konsernya sang Legenda hidup Virgiawan Listanto..
Rambut rapi, berkaca mata dan muka kalem namun tetap berkharisma.
Tidak dengan mengenakan setelan jas yang harganya mungkin tak terbeli dari gaji seorang Oemar Bakrie. Entah, apakah ini sebuah bentuk keberpihakannya dengan kaum yang terpaksa dan dipaksa untuk dipinggirkan.

Tak banyak yang berubah dari sosok Iwan fals, tetap saja membuat banyak orang terkagum bahkan tertegun ketika ia menyanyi. Tak banyak orang seperti dia. Tak pernah tenggelam dalam popularitasnya. Tak pernah lenyap dari jejeran poster yang dijual di pinggiran jalan, tak pernah hilang dari Stiker yang tertempel di angkutan-angkutan.

Sebenarnya setiap manusia itu sama, ya sama-sama memiliki hati, sama-sama memiliki rasa. Mungkin yang membedakan hanyalah rasa Ragu, ragu untuk berkata jujur.
Dan ia bukannya tak pernah ragu, namun paling tidak ia berani untuk berkata jujur bahkan berani untuk berteriak lantang tentang kebenaran.
Seperti yang dinyanyikan nya

‘kebenaran harus di sampaikan/ aku bernyanyi menjadi saksi//

Ia seorang Superstar, seorang legenda hidup. Namun bukan Selebritis.

170808 24.20

Baca Selengkapnya....

Tak Kesengajaan..

Semalam tak sengaja saya menonton acara reality show di salah satu stasiun TV. Seperti biasa dalam rangka memperingati kemerdekaan Negara ini permainannya pun masih tentang keIndonesiaan. Tampak seorang ibu di suruh menyusun lambang sila dan urutan dari Pancasila. Apa yang terjadi?. Si Ibu salah dalam menyusun Lambang dari sila Pancasila. “saya tidak sekolah” jawab si Ibu.

Terlintas di benak saya apakah si ibu dalam gugup atau benar-benar tidak tahu. Namun saya yakin di luar sana banyak rakyat dari negara ini yang tidak hafal bahkan tak tahu lambang dari dasar negara nya sendiri. Tragis, bahkan memilukan. Semoga saja goresan iwan fals bisa menjadi sebuah perenungan

“ Garuda bukan burung perkutut

Sang Saka bukan kain sandang pembalut

Dan ingatlah pancasila itu bukanlah rumus kode buntut”

170808 24.00

Baca Selengkapnya....

17 Agustus 2008

Antara aku, kamu dan impian kita



Kita berjanji, menjanjikan janji untuk sebuah janji yang dijadikan janji.
ya kekasihku, sebuah janji tepat di hari dimana kita berjanji.

Baca Selengkapnya....

Tentang Kawan

Ia seorang kawan bercerita, bercerita tentang apapun. Sungguh menyenangkan bisa mengenalmu Bung. Sungguh, aku tak bohong. Kini ia pun masih bercerita kepadaku, ya masih saja bercerita sambil tertawa lepas seakan penat tak pernah singgah di benaknya. ia sekarang bercerita tentang hidup, hidup yang ada setelah hidup. Ia pun telah memberi tahu aku bahwasanya kematian merupakan kelanjutan hidup.

Sampai ketemu Bung..sungguh Aku akui aku rindu jenggotmu..

Baca Selengkapnya....

Datuk Sutan Ibrahim

" Seseorang yang terlupakan "

Ada satu soal yang selalu mengganjal kebanyakan orang apabila membincangkan Tan Malaka, yakni apakah dia seorang nasionalis atau komunis? Jika pertanyaan itu terjawab, sangatlah relevan menghubungkan pemikiran dan sosok Tan Malaka pada hari- hari peringatan Kebangkitan Nasional sekarang ini.

Manusia Tan Malaka adalah contoh pemimpin yang berjuang dan melahirkan gagasan bernas untuk kesejahteraan bangsa tanpa pamrih. Secara sosiologis, Tan Malaka bukanlah seorang komunis, tetapi perantau yang telah dibekali dasar keislaman yang kuat dari alam Minangkabau. Sebagai perantau berpendidikan, ia berpikir dinamis, selalu mempertanyakan dan mencari gagasan baru untuk bangsanya yang sedang dijajah. Mempertanyakan adalah melakukan kritik tentang apa saja di luar logika dan kepatutan, dan karena itu pula Tan Malaka sangat percaya kepada kekuatan dialektika berpikir persoalan kemasyarakatan dapat dipecahkan dengan baik.

ironis sekali bukan?, seseorang yang begitu berjasa atas berdirinya negara ini seringkali terlupakan atau mungkin sengaja dilupakan. Beliau pantas dibanggakan, beliau pantas di jadikan guru. saat segelintir tokoh berslogan " HIDUP ADALAH PERBUATAN ", "BERSAMA KITA BISA", "DIMANA ADA KEMAUAN DISITU ADA JALAN", ataupun Mereka yang mengaku berdiri di belakang Petani dan kaum tertindas, namun ada seseorang yang berslogan di dalam sepi, MERDEKA 100% ucap nya.









Baca Selengkapnya....